1. Coba anda ukur tentang konsep diri anda??
<------------------------------>
terbuka tertutup
jawab : konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK ORANG YANG TERBUKA DAN ORANG TERTUTUP
SIKAP TERBUKA
- Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajengan logika
- Membedakan dengan mudah, melihat suasana
- Berorientasi pada isi pesan
- Mencari informasi dari berbagai sumber
- Lebih bersifat provisionalisme dan bersedia mengubah kepercayaan
- Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan
SIKAP TERTUTUP
- Menilai pesan berdasarkan motif
- Berpikir simplisis (berpikir hitam putih) tanpa nuansa
- Bersandar lebih banyak pada sumber pesan dari pada isi pesan
- Mencari informasi tentang kepercayaan orang dari sumbernya sendiri, bukan kepercayaan orang lain
- Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh system kepercayaan
- Menolak, mengabaikan, menolak pesan yang tidak konsisten dengan system kepercayaan
Menurut saya, saya orangnya cukup terbuka, apalagi sama orang yang sudah lama kenal dengan saya. Bagi orang yang baru kenal saya mungkin mereka akan menyangka kalo saya orangnya tertutup, karena saya tidak pernah banyak omong sama orang yang baru saya kenal.
2. Coba anda tanyakan kepada teman anda, tentang konsep diri anda !!
jawab :
- Menurut Teman A : Dari sisi Positif saya itu orangnya baik, perhatian, sopan, rajin, bertanggung jawab. Sedangkan dari sisi Negatif saya itu orangnya egois, nyebelin, dan pemarah.
- Menurut Teman B : Saya orangnya baik, tapi kadang suka nyebelin, asik kalau di ajak ngobrol, seru kalau udah maen.
Dari kedua teman saya terdapat 2 kesamaan tentang diri saya, mereka mengatakan kalau saya itu baik dan nyebelin.
3. Apa yang dimaksud dengan Motivasi ??
Jawab :
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
4. Dalam kepemimpinan ada sifat demokratis dan otokratis, coba jelaskan ??
Jawab :
Kepemimpinan dibagi ke beberapa jenis, salah satunya menurut gaya kepemimpinannya. Yaitu diantaranya adalah:
- Gaya Kepemimpinan Otokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Gaya Kepemimpinan Demokratis, yaitu gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
5. Apa yang di maksud dengan teori X dan teori Y?? Bagaimana dalam kepemimpinan ??
Jawab :
- Teori X : pemimpin ini sangat memiliki hubungan yang baik dengan anggotanya, tugas yang didelegasikan pada anggota sangat terstruktur dengan baik, dan memiliki posisi yang tinggi dengan otoritas yang tinggi juga. Pada keadaan ini, grup sangat termotivasi melakukan tugasnya dan bersedia melakukan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
- Teori Y : pemimpin ini tidak memiliki hubungan yang baik dengan anggotanya, tugas yang diberikan tidak jelas, dan memiliki posisi dan otoritas yang rendah. Dalam kondisi semacam ini, pemimpin mempunyai kemungkinan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam mengambil keputusan, dan mengarahkan anggotanya.
Rabu, 18 Mei 2011
Senin, 09 Mei 2011
Pengertian Metode kerja kelompok
Secara kata “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method), metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Kata metode dalam bahasa berasal dari bahasan Greek (Yunani). “Meths” yang berarti melalui atau melewati dan “Hodos” yang berarti jalan atau cara, jadi metode berarti jalan atau cara yang hares ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok balk kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar. Pengelompokan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. Ada beberapa definisi lain yang dimaksud oleh oleh pars pakar pendidikan mengenai pengertian kerja kelompok ini, antara lain :
a. Metode kerja kelompok adalah penyajian mated dengan cara pembagian tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.
b. Metode kerja kelompok ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan bergotong-royong.
Jadi metode kerja kelompok ialah kerja kelompok dari beberapa individu yang bersifat pedagogic yang didalamnya terdapat hubungan timbal batik (kerja sama) antara individu Berta sating mempercayai.
2. Langkah-langkah Metode Kerja Kelompok
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan metode kerja kelompok, yaitu :
a. Menentukan kelompok :
Hal ini dapat dilakukan oleh guru atau murid atau secara bersama-sama antara guru dan murid. Aspek-aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok yaitu :
- Tujuan, sebelum siswa mengerjakan tugas, seorang guru hendaknya menerangkan tujuan pembelajaran terlebih dahulu dan harus mengetahui persis bagaimana cara mengerjakannya.
- Tidak mengabaikan asas individual, dimana siswa dalam kelompoknya dapat dipandang sebagai pribadi yang berbeda dari segi kemampuan dan minatnya masing-masing.
- Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia atau yang dimiliki.Dimaksudkan untuk memperoleh dan mempebesar peran atau parisipasi siswa dalam kelompoknya.
b. Memberi tugas-tugas kepada kelompok :
Dalam hal ini seorang guru memberikan tugas-tugas pads kelompok masing-masing dan guru juga memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas tersebut.dikutip dari: www.canboyz.co.cc
Komunikasi Dalam Kelompok Kecil
SIFAT KOMUNIKASI KELOMPOK KECIL
Komunikasi kelompok kecil terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya dibawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Inti dari definisi ini adalah bahwa masyarakat berinteraksi, mereka saling bergantung, dan saling mempengaruhi.
KELOMPOK BERKOMUNIKASI MELALUI TATAP MUKA Komunikasi kelompok kecil yang efektif menghendaki Anda untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tatap muka. Interaksi yang berarti dapat berlangsung jika komunikasi melibatkan hal berbicara dan mendengar dalam lingkungan yang umum. Melalui pengenalan teknologi baru-komputer, mesin fax, telekonferensi, dan bentuk komunikasi cepat lainnya-masyarakat semakin terbiasa berkomunikasi dan menyokong hubungan tanpa kehadiran fisik orang lain. Bagaimanpun, komunikasi kelompok yang terbaik terjadi bila orang-orang dapat segera menanggapi komunikasi verbal dan nonverbal orang lain secara pribadi.
KELOMPOK MEMILIKI SEDIKIT PARTISIPAN Terdapat berbagai macam opini mengenai berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk membangun sebuah kelompok kecil, tetapi umumnya berdasarkan parameter luar adalah 3 dan 12 orang.. Sedangkan ukuran sebagian lainnya ditentukan oleh tujuan kelompok. Jika tujuannya untuk mendorong input individu, diperlukan jumlah anggota yang lebih kecil. Jika anggota –anggota hendak ditampakkan ke dalam berbagai sudut pandang, sebaiknya dibentuk kelompok yang lebih besar. Keanggotaan suatu kelompok harus cukup besar sehingga terdapat semua fungsi yang berorientasi pada tugas dan manusia yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan. Lima sampai tujuh orang partisipan biasanya merupakan ukuran yang cukup bagi sebuah kelompok kerja. Kelompok ini tidak terlalu kecil untuk membagi sebuah tugas dan juga tidak terlalu besar untuk mencegah interaksi bebas diantara para anggota.
Zarda (1982) mengatakan, “Seseorang pembentuk kelompok pengambil keputusan akan membatasi besarnya kelompok dengan baik karena memberi dan menerima merupakan hal yang lebih cepat dan lebih tersebar luas dalam kelompok kecil dibandingkan kelompok besar.” Jumlah anggota yang ganjil mungkin umumya lebih disukai sehingga pada saat pemungutan suara akan terdapat kelebihan suara. Ketidaksetujuan dalam suatu kelompok bukan merupakan sifat tidak sehat, melainkan kelebihan suara justru dapat mengatasi jalan buntu pada saat pemungutan suara diperlukan.
KELOMPOK BEKERJA DI BAWAH ARAHAN SEORANG PEMIMPIN Kepemimpinan merupakan sebuah dimensi penting dari suatu studi kelompok kecil. Kelompok-kelompok kerja dapat berfungsi melalui kepemimpinan yang ditunjuk, kepemimpinan yang berdasarkan jabatan atau pangkat, atau kepemimpinan darurat. Hal yang pokok adalah tindakan kepemimpinan, atau tindakan bersama yang membantu kelompok-kelompok mencapai tujuannya, sangat diperlukan untuk kesehatan, efisiensi, dan efektivitas kelompok. Biasanya, hal yang lebih efisien dilakukan adalah memiliki orang yang telah ditunjuk sebelumnya sebagai pemimpin rapat, penyelenggara rapat, moderator, pemimpin, atau fasilitator kelompok. Apabila pihak berwenang yang lebih tinggi tidak menunjuk seorang pemimpin, sebaiknya mereka memilih seseorang untuk jabatan tersebut.
KELOMPOK MEMBAGI TUJUAN ATAU SASARAN BERSAMA Untuk menjadi sebuah kelompok, para anggota harus membagi tujuan bersama. Untuk menjadi sebuah tim yang efektif, sebuah kelompok harus memiliki identitas bersama yang ditunjukkan oleh cita-cita atau tujuan bersama.
ANGGOTA KELOMPOK MEMILIKI PENGARUH ATAS SATU SAMA LAIN Untuk menjadikan orang yang bersama-sama itu sebuah kelompok, setiap anggota harus terbuka terhadap pengaruh bersama-setiap orang dalam kelompok itu harus ikut serta dalam kegiatan mempengaruhi dan dipengaruhi. Semangat timbal balik ini merupakan hal penting bagi integritas suatu kelompok kecil. Perilaku setiap anggota ditentukan dan menentukan perilaku orang lain. Kehadiran seseorang dalam sebuah kelompok dapat berpengaruh sangat penting terhadap perilaku dan pemikiran anggota lain dan keseluruhan proses dalam kelompok tersebut. Beberapa orang memberikan kontribusi gagasan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan; beberapa orang lainnya menjaga kelompok tetap terpusat pada tugas. Seorang anggota dapat memberikan kontribusi pada kelompoknya dengan menghentikan ketegangan, berurusan dengan konflik, berpegang pada jadwal, atau bertindak sebagai penyimpan catatan. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi kelompok, tetapi tindakan kepemimpinannya membantu para anggota dalam mencapai tujuan mereka yang sangat diperlukan bagi kesejahteraan kelompok. Setiap anggota dapat dan harus mempengaruhi anggota-anggota lain dan keputusan kelompok.
Suatu faktor yang kritis dari partisipasi kelompok adalah bahwa setiap anggota harus bersikap terbuka dan mampu mengesampingkan ambisi pribadi, “menyembunyikan agenda”, dan menghindarkan perilaku lain yang dapat merusak kelompok dan hasil akhir tujuannya.
Komunikasi kelompok kecil terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya dibawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. Inti dari definisi ini adalah bahwa masyarakat berinteraksi, mereka saling bergantung, dan saling mempengaruhi.
KELOMPOK BERKOMUNIKASI MELALUI TATAP MUKA Komunikasi kelompok kecil yang efektif menghendaki Anda untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tatap muka. Interaksi yang berarti dapat berlangsung jika komunikasi melibatkan hal berbicara dan mendengar dalam lingkungan yang umum. Melalui pengenalan teknologi baru-komputer, mesin fax, telekonferensi, dan bentuk komunikasi cepat lainnya-masyarakat semakin terbiasa berkomunikasi dan menyokong hubungan tanpa kehadiran fisik orang lain. Bagaimanpun, komunikasi kelompok yang terbaik terjadi bila orang-orang dapat segera menanggapi komunikasi verbal dan nonverbal orang lain secara pribadi.
KELOMPOK MEMILIKI SEDIKIT PARTISIPAN Terdapat berbagai macam opini mengenai berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk membangun sebuah kelompok kecil, tetapi umumnya berdasarkan parameter luar adalah 3 dan 12 orang.. Sedangkan ukuran sebagian lainnya ditentukan oleh tujuan kelompok. Jika tujuannya untuk mendorong input individu, diperlukan jumlah anggota yang lebih kecil. Jika anggota –anggota hendak ditampakkan ke dalam berbagai sudut pandang, sebaiknya dibentuk kelompok yang lebih besar. Keanggotaan suatu kelompok harus cukup besar sehingga terdapat semua fungsi yang berorientasi pada tugas dan manusia yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan. Lima sampai tujuh orang partisipan biasanya merupakan ukuran yang cukup bagi sebuah kelompok kerja. Kelompok ini tidak terlalu kecil untuk membagi sebuah tugas dan juga tidak terlalu besar untuk mencegah interaksi bebas diantara para anggota.
Zarda (1982) mengatakan, “Seseorang pembentuk kelompok pengambil keputusan akan membatasi besarnya kelompok dengan baik karena memberi dan menerima merupakan hal yang lebih cepat dan lebih tersebar luas dalam kelompok kecil dibandingkan kelompok besar.” Jumlah anggota yang ganjil mungkin umumya lebih disukai sehingga pada saat pemungutan suara akan terdapat kelebihan suara. Ketidaksetujuan dalam suatu kelompok bukan merupakan sifat tidak sehat, melainkan kelebihan suara justru dapat mengatasi jalan buntu pada saat pemungutan suara diperlukan.
KELOMPOK BEKERJA DI BAWAH ARAHAN SEORANG PEMIMPIN Kepemimpinan merupakan sebuah dimensi penting dari suatu studi kelompok kecil. Kelompok-kelompok kerja dapat berfungsi melalui kepemimpinan yang ditunjuk, kepemimpinan yang berdasarkan jabatan atau pangkat, atau kepemimpinan darurat. Hal yang pokok adalah tindakan kepemimpinan, atau tindakan bersama yang membantu kelompok-kelompok mencapai tujuannya, sangat diperlukan untuk kesehatan, efisiensi, dan efektivitas kelompok. Biasanya, hal yang lebih efisien dilakukan adalah memiliki orang yang telah ditunjuk sebelumnya sebagai pemimpin rapat, penyelenggara rapat, moderator, pemimpin, atau fasilitator kelompok. Apabila pihak berwenang yang lebih tinggi tidak menunjuk seorang pemimpin, sebaiknya mereka memilih seseorang untuk jabatan tersebut.
KELOMPOK MEMBAGI TUJUAN ATAU SASARAN BERSAMA Untuk menjadi sebuah kelompok, para anggota harus membagi tujuan bersama. Untuk menjadi sebuah tim yang efektif, sebuah kelompok harus memiliki identitas bersama yang ditunjukkan oleh cita-cita atau tujuan bersama.
ANGGOTA KELOMPOK MEMILIKI PENGARUH ATAS SATU SAMA LAIN Untuk menjadikan orang yang bersama-sama itu sebuah kelompok, setiap anggota harus terbuka terhadap pengaruh bersama-setiap orang dalam kelompok itu harus ikut serta dalam kegiatan mempengaruhi dan dipengaruhi. Semangat timbal balik ini merupakan hal penting bagi integritas suatu kelompok kecil. Perilaku setiap anggota ditentukan dan menentukan perilaku orang lain. Kehadiran seseorang dalam sebuah kelompok dapat berpengaruh sangat penting terhadap perilaku dan pemikiran anggota lain dan keseluruhan proses dalam kelompok tersebut. Beberapa orang memberikan kontribusi gagasan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan; beberapa orang lainnya menjaga kelompok tetap terpusat pada tugas. Seorang anggota dapat memberikan kontribusi pada kelompoknya dengan menghentikan ketegangan, berurusan dengan konflik, berpegang pada jadwal, atau bertindak sebagai penyimpan catatan. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi kelompok, tetapi tindakan kepemimpinannya membantu para anggota dalam mencapai tujuan mereka yang sangat diperlukan bagi kesejahteraan kelompok. Setiap anggota dapat dan harus mempengaruhi anggota-anggota lain dan keputusan kelompok.
Suatu faktor yang kritis dari partisipasi kelompok adalah bahwa setiap anggota harus bersikap terbuka dan mampu mengesampingkan ambisi pribadi, “menyembunyikan agenda”, dan menghindarkan perilaku lain yang dapat merusak kelompok dan hasil akhir tujuannya.
PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
* Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
* Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
· Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
* Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
* Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
* Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1. ukuran kelompok.
2. jaringan komunikasi.
3. kohesi kelompok.
4. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).
dikutip dari : www.zimbio.com
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
* Kelompok primer dan sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
* Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
· Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
* Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
* Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
* Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1. ukuran kelompok.
2. jaringan komunikasi.
3. kohesi kelompok.
4. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).
dikutip dari : www.zimbio.com
Komunikasi Dalam Kelompok Kerja
Setiap individu pada suatu waktu tertentu selalu memainkan banyak peran dalam kehidupan. Kami memainkan peran dalam bagian dari kehidupan, karena ini adalah bagian dari proses kehidupan yang ada. Kita masing-masing bertanggung jawab untuk peran masing-masing. Misalnya, peran ayah, karyawan dan lain-lain. Jenis peran,nilai dan sikap bahwa kita tidak benar-benar ditentukan oleh masing-masing kelompok. Berbagai macam peran dilakukan pada saat tertentu, biasanya berkaitan erat dengan kelompok lain seperti itu, dan tidak jarang menimbulkan konflik.
Oleh karena itu, dalam tindakan komunikasi kita perlu mengetahui struktur kelompok yang ada dalam masyarakat. Setiap individu selalu memainkan banyak peran dalam kehidupan. Jenis peran yang kita lakukan dan nilai-nilai dan sikap yang kita bangun di sekitar kita, sangat ditentukan oleh kelompok di mana kita berada.
Ada beberapa kelompok yang berbeda dalam hidup kita. Biasanya kelompok dibedakan dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu kelompok statistik dan kelompok lainnya adalah kelompok yang terorganisir oleh kelompok fungsi.
Kelompok statistik adalah kelompok yang oleh pengamat dijelaskan dengan cara menggeneralisir kelompok dalam masyarakat. Misalkan kelompok masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, geografis dan kelas. Kita mungkin sadar atau tidak sadar pada keanggotaan kita dalam kelompok itu, dan kita juga dapat memiliki atau tidak memiliki hubungan dengan anggota lain dari kelompok tersebut.
Namun, anggota kelompok statistik yang sama cenderung untuk merespon dengan cara yang sama rangsangan tertentu, seperti individu dengan pendidikan yang lebih baik cenderung untuk membaca bahan bacaan yang berbobot. Dan membantu kami untuk mengetahui bagaimana penonton terlibat dalam kelompok tersebut.
kelompok fungsional adalah mereka yang berkumpul atau datang bersama-sama untuk bekerja sama dalam tujuan tertentu. Yang paling berpengaruh dari semua kelompok dalam organisasi adalah kelompok fungsional primer. Contohnya adalah keluarga. Kelompok fungsional lain muncul dengan berbagai tingkat sifat keabadian.
Kerumunan misalnya, mungkin menjadi kelompok hanya untuk beberapa menit. Tim Sepakbola mungkin kelompok untuk satu musim. Kelompok kerja mungkin hanya mewakili kelompok selama pekerjaan. Kelompok studi atau kebaktian gereja mungkin kelompok selama beberapa tahun. Namun, anggota-anggotanya telah banyak melakukan kontak di luar pertemuan formal.
Bagaimana kelompok-kelompok fungsional formal ke dalam komunikasi massa? Antara lain melalui organisasi seperti staf komunikasi surat kabar, penerbitan, radio, film atau televisi.
Ini adalah kelompok fungsional. Memperhatikan uraian diatas. jelas bahwa kelompok fungsional adalah kelompok yang biasanya memiliki pendapat yang sama tentang sesuatu. Hal ini disebabkan oleh adanya norma dan ukuran yang sama dalam kelompok. Ada banyak literatur tentang proses komunikasi dalam kelompok,dimana komunikasi tersebut dapat menyebabkan perubahan sikap.
Oleh karena itu, dalam tindakan komunikasi kita perlu mengetahui struktur kelompok yang ada dalam masyarakat. Setiap individu selalu memainkan banyak peran dalam kehidupan. Jenis peran yang kita lakukan dan nilai-nilai dan sikap yang kita bangun di sekitar kita, sangat ditentukan oleh kelompok di mana kita berada.
Ada beberapa kelompok yang berbeda dalam hidup kita. Biasanya kelompok dibedakan dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu kelompok statistik dan kelompok lainnya adalah kelompok yang terorganisir oleh kelompok fungsi.
Kelompok statistik adalah kelompok yang oleh pengamat dijelaskan dengan cara menggeneralisir kelompok dalam masyarakat. Misalkan kelompok masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, geografis dan kelas. Kita mungkin sadar atau tidak sadar pada keanggotaan kita dalam kelompok itu, dan kita juga dapat memiliki atau tidak memiliki hubungan dengan anggota lain dari kelompok tersebut.
Namun, anggota kelompok statistik yang sama cenderung untuk merespon dengan cara yang sama rangsangan tertentu, seperti individu dengan pendidikan yang lebih baik cenderung untuk membaca bahan bacaan yang berbobot. Dan membantu kami untuk mengetahui bagaimana penonton terlibat dalam kelompok tersebut.
kelompok fungsional adalah mereka yang berkumpul atau datang bersama-sama untuk bekerja sama dalam tujuan tertentu. Yang paling berpengaruh dari semua kelompok dalam organisasi adalah kelompok fungsional primer. Contohnya adalah keluarga. Kelompok fungsional lain muncul dengan berbagai tingkat sifat keabadian.
Kerumunan misalnya, mungkin menjadi kelompok hanya untuk beberapa menit. Tim Sepakbola mungkin kelompok untuk satu musim. Kelompok kerja mungkin hanya mewakili kelompok selama pekerjaan. Kelompok studi atau kebaktian gereja mungkin kelompok selama beberapa tahun. Namun, anggota-anggotanya telah banyak melakukan kontak di luar pertemuan formal.
Bagaimana kelompok-kelompok fungsional formal ke dalam komunikasi massa? Antara lain melalui organisasi seperti staf komunikasi surat kabar, penerbitan, radio, film atau televisi.
Ini adalah kelompok fungsional. Memperhatikan uraian diatas. jelas bahwa kelompok fungsional adalah kelompok yang biasanya memiliki pendapat yang sama tentang sesuatu. Hal ini disebabkan oleh adanya norma dan ukuran yang sama dalam kelompok. Ada banyak literatur tentang proses komunikasi dalam kelompok,dimana komunikasi tersebut dapat menyebabkan perubahan sikap.
dikutip dari: http://www.bacaanmalam.co.cc
Langganan:
Postingan (Atom)